Tuesday, November 13, 2012

Stage Photography Tips


Baru sadar, ternyata saya memiliki stok cukup banyak untuk Stage Photography (padahal saya sama sekali bukan banci konser-gak pernah beli tiket konser malah. Paling banter juga nge-gigs), yah, mungkin kali ini saya mau sharing pengalaman motret. Meski saya bisa dibilang belum ahlinya, tapi bagi yang ingin memotret stage, baik itu  musik, pentas teater, maupun tarian, ada baiknya memperhatikan hal hal berikut ini:


  • Gunakan lensa dengan aperture (F/) besar (angka kecil). Hal ini dikarenakan umumnya stage menggunakan lampu sorot dengan cahaya minim dan tidak diperkenankan menggunakan flash/blitz. 
  • Jika ingin menggunakan mode kamera, pilih S(pada Nikon) atau Tv (pada Canon) atau nama lainnya adalah Shutter Priority dengan paling tidak kita menetapkan F pada bukaan terbesar. Kadang2 terdapat beberapa spotlight yang membuat objek foto cenderung over;
  • Gunakan ISO/ASA tinggi. Kenali kamera, gunakan pada ISO tinggi pada batas grain /noise rendah. DSLR sekarang umumnya 1600 pun masih bagus (D40 disarankan tidak melebihi ISO 800) sehingga dapat mendongkrak shutter speed untuk menangkap gerakan;
  • Bila kecepatan maksimum terpaksa mentok di speed rendah (misal 1/30 ke bawah) disarankan menggunakan monopod jika tidak kuat handheld. Tripod juga boleh;
  • Untuk beberapa kamera low-middle range, biasanya dalam keadaan ekstra gelap ini susah focus. Gunakan manual focus; Perhatikan white balance. Cahaya merah adalah musuh besar fotografer stage. Tapi mampu diakali dengan menggunakan white balance yang tepat. Biasanya lebih enak menggunakan Kelvin. Tapi kalau tidak ada, bilau atuto white balance bereaksi buruk terhadap cahaya merah ini tergantung spek kamera masing-masing), gunakan WB mode tungsten;
  • Pahami ekspresi, gestur dan positioning pemain. Bila memotret teater, disarankan datang pada gladi resiknya sehingga kita mengetahui pergerakan pemain; jika konser maka ada baiknya kita search dulu karakter band yang akan kita foto seperti apa. Bisa lewat video atau foto-foto sebelumnya sehingga kita dapat memperkirakan waktu yg tepat untuk menangkap moment. 
  • Jangan takut bermain komposisi dan permainan cahaya. Lampu sorot bisa dimanfaatkan sebagai elemen pemanis foto;
  • Terimakasihlah pada digital. Ada baiknya memotret dengan format RAW. Jadi kalau terjadi sesuatu yang kurang diinginkan pada hasil foto, masih agak dapat ditolong (tapi sebelumnya sendiri hasil foto harus maksimal, baik teknis maupun framing);
  • Untuk kecepatan rendah., ada baiknya gunakan burst/continous shoot untuk meminimalisir shake yg diakibatkan handheld; 


Kalau nanya kamera apa yang bagus? Hmm..smua DSLR udah OK kok buat motret stage :D intinya: Practise make perfect.

Happy motrets!